Kamis, 14 Juni 2012

Aksara/Surat Batak

( DON )

Surat Batak
Huruf-huruf dalam Surat Batak. Variasi dalam aksara Karo, Toba, Dairi, Simalungun, dan Mandailing dicampur.
Informasi
Jenis aksara Abugida
Bahasa Batak
Periode sekitar abad ke-14 sampai sekarang
Arah penulisan Kiri ke kanan
Silsilah
Menurut hipotesis hubungan antara abjad Aramea dengan Brahmi, maka silsilahnya sebagai berikut:
Dari aksara Brahmi diturunkanlah:
Aksara kerabat Bali
Baybayin
Buhid
Hanunó'o
Jawa
Kaganga (Rejang)
Lontara (Bugis)
Rencong
Sunda Kuno
Tagbanwa (Tagalog)
Baris Unicode U+1BC0–U+1BFF
ISO 15924 Batk, 365
Nama Unicode Batak
Perhatian: Halaman ini mungkin memuat simbol-simbol fonetis IPA menggunakan Unicode.
Surat Batak adalah nama aksara yang digunakan untuk menuliskan bahasa Batak. Surat Batak masih berkerabat dengan aksara Nusantara lainnya. Aksara ini memiliki beberapa varian bentuk, tergantung bahasa dan wilayah. Secara garis besar, ada lima varian surat Batak di Sumatra, yaitu Karo, Toba, Dairi, Simalungun, dan Mandailing. Aksara ini wajib diketahui oleh para datu, yaitu orang yang dihormati oleh masyarakat Batak karena menguasai ilmu sihir, ramal, dan penanggalan. Kini, aksara ini masih dapat ditemui dalam berbagai pustaha, yaitu kitab tradisional masyarakat Batak.

Daftar isi

Ciri khas

Surat Batak adalah sebuah jenis aksara yang disebut abugida, jadi merupakan sebuah perpaduan antara alfabet dan aksara suku kata. Setiap karakter telah mengandung sekaligus konsonan dan vokal dasar. Vokal dasar ini adalah bunyi [a]. Namun dengan tanda diakritis atau apa yang disebut anak ni surat dalam bahasa Batak, maka vokal ini bisa diubah-ubah.
Huruf vokal dan konsonan dalam aksara Batak diurut menurut tradisi mereka sendiri, yaitu: a, ha, ka, ba, pa, na, wa, ga, ja, da, ra, ma, ta, sa, ya, nga, la, nya, ca, nda, mba, i, u. Aksara Batak biasanya ditulis pada bambu/kayu.[1] Penulisan dimulai dari bawah ke atas, dan baris dilanjutkan dari kiri ke kanan.[1]

Jenis aksara dan penyebaran

Setiap bahasa Batak memiliki varian Surat Batak sendiri-sendiri. Namun varian-varian ini tidaklah terlalu berbeda satu sama lain. Ada empat varian Surat Batak yang utama, sesuai rumpun bahasa Batak, yaitu: Karo (Sumatera Tengah dan Utara), Toba (Sumatera Utara), Dairi (juga disebut Pakpak; Sumatera Utara), Simalungun atau Timur (juga disebut Simelungan; Sumatera Utara), dan Mandailing (Sumatera Utara).[1]

Penggunaan

Surat Batak zaman dahulu kala digunakan untuk menulis naskah-naskah Batak yang di antaranya termasuk buku dari kulit kayu yang dilipat seperti akordeon. Dalam bahasa Batak buku tersebut dinamakan pustaha. Pustaha-pustaha ini yang ditulis oleh datu (dukun) berisikan penanggalan dan ilmu nujum.
Penulisan huruf surat batak secara garis besar terbagi dalam dua kategori, yaitu ina ni surat dan anak ni surat.

Ina ni surat

Ina ni surat merupakan huruf-huruf pembentuk dasar huruf aksara Batak. Selama ini, ina ni surat yang dikenal terdiri dari: a, ha/ka, ba, pa, na, wa, ga, ja, da, ra, ma, ta, sa, ya, nga, la, ya, nya, ca, nda, mba, i, u. Nda dan Mba adalah konsonan rangkap yang hanya ditemukan dalam variasi Batak Toba.
Alfabet
Latin
Surat Batak
Karo Toba Dairi Simalungun/
Timur
Mandailing
a
A
A
A
A
A
ha
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
ka
Ka
Ka
Ka
Ka
Ka
ba
Ba
Ba
Ba
Ba
Ba
pa
Pa
Pa
Pa
Pa
Pa
na
Na
Na
Na
Na
Na
wa
Wa
Wa
Wa
Wa
Wa
Wa
ga
Ga
Ga
Ga
Ga
Ga
ja
Ja
Ja
Ja
Ja
Ja
da
Da
Da
Da
Da
Da
ra
Ra
Ra
Ra
Ra
Ra
ma
Ma
Ma
Ma
Ma
Ma
Alfabet
Latin
Surat Batak
Karo Toba Dairi Simalungun/
Timur
Mandailing
ta
Ta
Ta
Ta
Ta
Ta
Ta
sa
Sa
Sa
Sa
Sa
Sa
ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
nga
Nga
Nga
Nga
Nga
Nga
la
La
La
La
La
La
nya
Nya

Nya
Nya
ca
Ca
Ca

Ca

Ca
nda
Nda

mba
Mba

i
I
I
I
I
I
u
U
U
U
U
U

Anak ni surat

Anak ni surat dalam aksara batak adalah komponen fonetis yang disisipkan dalam ina ni surat (yang juga disebut tanda diakritik) yang berfungsi untuk mengubah pengucapan/lafal dari ina ni surat. Tanda diakritik tersebut dapat berupa tanda vokalisasi, nasalisasi, atau frikatif. Anak ni surat ini terdiri dari:
  • Bunyi [e] (hatadingan)
  • Bunyi [ŋ] (paminggil)
  • Bunyi [u] (haborotan)
  • Bunyi [i] (hauluan)
  • Bunyi [o] (sihora)
  • Pangolat (tanda untuk menghilangkan bunyi [a] pada ina ni surat)
Seperti halnya ina ni surat, anak ni surat dalam aksara Batak juga disusun menurut tradisi mereka sendiri, yaitu: [e], [i], [o], [u], [ŋ], [x]. Tanda diakritik juga memiliki varian bentuk antara suatu daerah dengan daerah lainnya yang menggunakan aksara yang sama. Di bawah ini disajikan contoh penggunaan tanda diakritik dengan huruf Ka, dan varian tanda pangolat.
Transliterasi
Latin
Surat Batak
Karo Toba Dairi Simalungun/
Timur
Mandailing
ke
Ke

Ke


Ke
Ke
Ke
Ke
Ke
ki
Ki
Ki
Ki
Ki
Ki
Ki
ko
Ko
Ko
Ko
Ko
Ko
Ko
kou
Ke

ku
Ku
Ku
Ku
Ku
Ku
kang
Kang
Kang
Kang
Kang
Kang
kah
Kah
Kah

Kah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar