( DON )
Surat Batak | |
---|---|
Informasi | |
Jenis aksara | Abugida |
Bahasa | Batak |
Periode | sekitar abad ke-14 sampai sekarang |
Arah penulisan | Kiri ke kanan |
Silsilah |
Menurut hipotesis hubungan antara abjad Aramea dengan Brahmi, maka silsilahnya sebagai berikut:
Dari aksara Brahmi diturunkanlah:
|
Aksara kerabat | Bali Baybayin Buhid Hanunó'o Jawa Kaganga (Rejang) Lontara (Bugis) Rencong Sunda Kuno Tagbanwa (Tagalog) |
Baris Unicode | U+1BC0–U+1BFF |
ISO 15924 | Batk, 365 |
Nama Unicode | Batak |
Perhatian: Halaman ini mungkin memuat simbol-simbol fonetis IPA menggunakan Unicode. |
Daftar isi |
Ciri khas
Surat Batak adalah sebuah jenis aksara yang disebut abugida, jadi merupakan sebuah perpaduan antara alfabet dan aksara suku kata. Setiap karakter telah mengandung sekaligus konsonan dan vokal dasar. Vokal dasar ini adalah bunyi [a]. Namun dengan tanda diakritis atau apa yang disebut anak ni surat dalam bahasa Batak, maka vokal ini bisa diubah-ubah.Huruf vokal dan konsonan dalam aksara Batak diurut menurut tradisi mereka sendiri, yaitu: a, ha, ka, ba, pa, na, wa, ga, ja, da, ra, ma, ta, sa, ya, nga, la, nya, ca, nda, mba, i, u. Aksara Batak biasanya ditulis pada bambu/kayu.[1] Penulisan dimulai dari bawah ke atas, dan baris dilanjutkan dari kiri ke kanan.[1]
Jenis aksara dan penyebaran
Setiap bahasa Batak memiliki varian Surat Batak sendiri-sendiri. Namun varian-varian ini tidaklah terlalu berbeda satu sama lain. Ada empat varian Surat Batak yang utama, sesuai rumpun bahasa Batak, yaitu: Karo (Sumatera Tengah dan Utara), Toba (Sumatera Utara), Dairi (juga disebut Pakpak; Sumatera Utara), Simalungun atau Timur (juga disebut Simelungan; Sumatera Utara), dan Mandailing (Sumatera Utara).[1]Penggunaan
Surat Batak zaman dahulu kala digunakan untuk menulis naskah-naskah Batak yang di antaranya termasuk buku dari kulit kayu yang dilipat seperti akordeon. Dalam bahasa Batak buku tersebut dinamakan pustaha. Pustaha-pustaha ini yang ditulis oleh datu (dukun) berisikan penanggalan dan ilmu nujum.Penulisan huruf surat batak secara garis besar terbagi dalam dua kategori, yaitu ina ni surat dan anak ni surat.
Ina ni surat
Ina ni surat merupakan huruf-huruf pembentuk dasar huruf aksara Batak. Selama ini, ina ni surat yang dikenal terdiri dari: a, ha/ka, ba, pa, na, wa, ga, ja, da, ra, ma, ta, sa, ya, nga, la, ya, nya, ca, nda, mba, i, u. Nda dan Mba adalah konsonan rangkap yang hanya ditemukan dalam variasi Batak Toba.
|
|
Anak ni surat
Anak ni surat dalam aksara batak adalah komponen fonetis yang disisipkan dalam ina ni surat (yang juga disebut tanda diakritik) yang berfungsi untuk mengubah pengucapan/lafal dari ina ni surat. Tanda diakritik tersebut dapat berupa tanda vokalisasi, nasalisasi, atau frikatif. Anak ni surat ini terdiri dari:- Bunyi [e] (hatadingan)
- Bunyi [ŋ] (paminggil)
- Bunyi [u] (haborotan)
- Bunyi [i] (hauluan)
- Bunyi [o] (sihora)
- Pangolat (tanda untuk menghilangkan bunyi [a] pada ina ni surat)
Transliterasi Latin |
Surat Batak | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Karo | Toba | Dairi | Simalungun/ Timur |
Mandailing | ||||
ke |
|
|
||||||
ké |
|
|
|
|
|
|||
ki |
|
|
|
|
|
|
||
ko |
|
|
|
|
|
|
||
kou |
|
|||||||
ku |
|
|
|
|
|
|||
kang |
|
|
|
|
|
|||
kah |
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar